Monday, May 1, 2017

Pendidikan bangsaku hari ini

Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan _Pramoedya Ananta Toer_

*mukadimah*
   UUD 1945 pasal 31
1)       Setiap warga negara, berhak mendapatkan pendidikan.
2)       Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya.
3)   Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang undang.
4)      Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5)       Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Undang-undang No.20, Tahun 2003 Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan pendidikan khususnya di Indonesia tidak lain adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, serta berbudi pekerti luhur. Memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul pada diri pribadi seseorang motivasi-motivasi untuk memperbaiki diri dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan juga merupakan bagian dari beberapa aspek dalam membentuk karakter seseorang.

Dalam mendidik untuk tumbuh kembang anak adalah memalui empat aspek, yaitu keluarga, sekolah, lingkungan, dan media. Disini, kita membahas salah satu dari empat aspek tersebut, yaitu sekolah.
Peran guru sangat penting disini dalam mentrasfer ilmu kepada anak didik. Guru dituntut memahami setiap karakter anak didiknya yang mana tak semua peserta didik tersebut dapat mudah memahami apa yang di jelaskan di dalam kelas oleh sang guru.
Sama halnya dengan yang di sampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam mendidik peserta didik yaitu, ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya kurang lebih adalah di depan menjadi panutan, di tengah menjadi penyeimbang sepantara, dan dari belakang melakukan dorongan.

Dapat kita pahami dalam proses belajar-mengajar seorang guru harus lebih dulu mejelaskan materi kepada peserta didik, setelah itu mempersilahkan peserta didik untuk bertanya kepada guru perihal materi yang disampaikan namun peserta didik belum bisa memahaminya, dan terakhir, setelah peserta didik bertanya, maka bergantianlah guru tersebut bertanya kepada peserta didik.

Dalam proses tersebut, guru adalah penyeimbang pola pikir anak didiknya. Bukan hanya bertanya pada peserta didiknya, namun juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didiknya agar ilmu yang mereka terima tidak hanya mereka terima, akan tetapi juga mereka implementasikan di kehidupan sehari-hari

*pendidikan hari ini*
Kalau dulu Ki Hajar Dewantara pernah hidup dan  Memperjuangkan Pendidikan bagi Pribumi Hindia Belanda agar layak dan merata.
Lalu sudah 100 tahun berlalu bagaimana pendidikan di Bumi Pertiwi ini? Saya harap kabarnya baik ya, seperti kabar kamu…, iya kamu…,kamu…,I miss You mantanku I love you Jodohku.
Bisa jadi,  pembaca merasa senang dengan konsep pendidikan sekarang, ada yang merasa biasa saja, ada juga yang merasa tidak senang. Oke lah, terserah mau berpendapat apa saja boleh, asal jangan lelah ya baca curhatan kakak, dek!.

Banyak wajah pendidikan di negeri ini, dimulai dari murid yang berani melawan gurunya, guru yang harus merasakan dinginnya sel tahanan dikarenakan pengaduan sang murid kepada orang tuanya, kemudian juga masalah kurikulum. Hal yang sangat mengharukan adalah tentang pemerataan pendidikan. Apakah pendidikan sudah merata? Saya orang pertama yang akan menjawab "Belum". Dimana pemerintah saat banyak anak anak negeri ini yang bercita cita ingin menjadi pilot, guru, dokter, astronot dan lain sebagainya.  Apakah mereka harus mengubur cita cita mereka karena harus putus sekolah, karena fasilitas pendidikan yang kurang memadai. Disaat banyak sekolah tanpa atap, tanpa dinding, meja dan kursi dan mereka tetap pergi ke sekolah dengan memakai baju lusuh, seragam lusuh dan sepatu yang sudah tak layak pakai juga kadang pergi tanpa sandal dan sepatu. Sedangkan kalian para Mahasiswa yang sering di koarkan sebagai agent of change malah berlomba lomba tampil modis dan menarik dengan pakaian yang terlihat mewah terkungkung dalam budaya Hedonisme. Sadarkah jika mereka juga generasi penerus bangsa yang sama sepertimu kalian para mahasiswa.

apa kabar mahasiswa, dimana kalian saat mereka hidup dalam dunia pendidikan yang seperti itu? Sibuk patah hati atau Sibuk Ngopi dengan pembicaraan yang tak pasti.

dimana Pemerintah sekarang? Tidur dan hanya diam. Perlu diingat beberapa bulan lalu ada postingan dari sebuah akun instagram yaitu guru yang sedang berdedikasi di daerah pedalaman, beliau mengunggah video anak anak sekolah yang berpakaian lusuh yang minta tas kepada presiden Jokowi. Apa kalian sudah tau, kalau belum silahkan browsing.
Di dalam video tersebut anak anak SD dengan wajahnya yang lugu ingin diberi tas oleh Jokowi. Kemudian postingan tersebut ramai di komentari Netizen dan Di share oleh mereka, setelah di Blow up oleh media pemerintah baru sadar dan bergerak untuk mengirimkan fasilitas pendidikan.
apakah harus diangkat di media dulu baru diperhatikan? Sungguh miris bukan.

Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Jokowi-JK,terutama dalam bidang pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas pemerintahan Jokowi-JK adalahmeningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi karakter bangsa.Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan, yang salah satunya pemerataan pendidikan. Semoga pemerintah segera memeratakan pendidikan agar  tidak terkesan sebagai sebuah progam tanpa realisasi. Dan semoga ini menjadi renungan bagi saya dan kalian agar tidak menjadi mahasiswa Abal Abal.

Sebagai penutup, ijinkan saya mengutip kalimat dari Tan Malaka “…murid-murid itu bukanlah mesin pabrik gula yang siang malam tidak berhenti bekerja. Murid-murid pun kehilangan masa bermain dan bergaul dengan teman sebayanya. Mereka sibuk sendiri di meja belajar siang dan malam, mengerjakan tugas-tugas sekolah, sedangkan teman lainnya bermain di pelataran. Ini akan membentuk sifat murid ke depannya ketika ia terbiasa hanya memperdulikan dirinya sendiri dan mengacuhkan sekelilingnya”

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2017 🇲🇨
Nb: Walaupun Realita menulis tak begitu, tapi tulisan adalah penyemangat bagi penulis

0 comments:

Post a Comment