Tuesday, February 28, 2017

Canda dan Tawa Bersama Pak De


_BY GUSTI YUSUF ON FEBRUARY 27, 2017_


Presiden kita satu ini memang sangat membanggakan sekali. Saya hidup sejak jaman Soeharto dan baru kali ini merasa bangga sekali memiliki Presiden seperti beliau. Selain seorang yang jago strategi beliau juga jujur, sabar, keras kepala melawan para mafia, tapi yang paling menyentuh adalah kesederhanaannya dan juga senang bercanda. Beliau suka menyapa rakyatnya sehingga rasanya tidak ada jarak antara rakyat dan pemimpinnya.

Kalau alien dari planet datar pasti akan menilai kesederhanaan beliau hanya sebagai pencitraan. Dari jaman 2014 ngotot bilang Jokowi pencitraan. Pencitraan itu ketika tiba-tiba muncul saat banjir karena sedang nyagub sambil maen-maen air, dan foto-foto. Lalu menghilang ketika selesai pemilihan, terpilih atau tidak terpilih. Jokowi beda, beliau tetap konsisten dalam kesederhanaannya, beliau tetap blusukan memastikan proyek pembangunan berjalan lancar, tidak mangkrak.

Hari minggu kemarin Jokowi berada di Sydney untuk kunjungan kenegaraan.

Pertemuan dilangsungkan di Darling Harbour Theatre, Sydney, Minggu (26/2/2017). Gedung tampak penuh. Acara ini juga disiarkan melalui live streaming Periscope yang ditonton lebih dari 50.000 orang. Selain itu, akun YouTube Presiden Joko Widodo juga menayangkan acara ini. Menurut Duta Besar RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, warga yang hadir dalam acara itu sebanyak 2.500 orang (sumber).

Acara yang dipandu oleh Sule dan Andre membuat suasana menjadi ceria dan penuh gelak tawa. Beberapa saat sebelum Pak De muncul, Sule dan Andre sempat mengatakan bahwa Pak Presiden itu orangnya santai gak suka yang serius-serius, down to earth dan suka musik,. Saat Jokowi muncul lagu yang mengiringi pun bukan lagu kenegaraan tapi lagu Bendera dari Coklat, dikawal oleh para pengawal keamanan diantaranya ada wajah-wajah bule dan berbadan besar. Jokowi tersenyum ramah berjalan perlahan sambil menyalami penonton sepanjang jalan menuju panggung.

Pak De yang berwajah ndeso disambut bagaikan selebritis kelas dunia. Setelah lagu Indonesia Raya selesai dikumandangkan dan Sule berkata “Hadirin dimohon duduk kembali”, Jokowi tiba-tiba menunjuk ke arah hadirin dan bergerak kearah tangga panggung. Kejadian yang spontan dari Pak De membuat duta besar Indonesia untuk Australia kebingungan dan para pengawal Presiden lebih bingung lagi. Sule pun nampak kebingungan.

Ketika kaki Pak De menurunin tangga panggung, penonton berteriak histeris menyaksikan kerendahan hati Pak De. “Inilah yang luar biasa dari Pak Presiden” Begitu kata Sule. Pak De berjalan sambil bersalaman dengan para hadirin disana yang menyambutnya dengan antusias. “Saya baru pertama kali melihat Presiden yang luar biasa seperti” Kata Sule yang tekagum-kagum melihat keramahan hati Pak Presiden kita ini.

Setelah bersalaman dengan para hadirin Pak De menyampaikan pidato, nampaknya Pak De tidak mau kalah dengan Sule dan Andre. Pak De juga mampu melontarkan candaan.

“Yang hadir di sini, berapa tadi? 2.500, mau nonton konser?” tanya Jokowi. Gedung riuh dengan tawa.

“Kayak mau nonton konser saja,” ujar Jokowi.

“Saya biasanya kalau ke daerah, itu biasanya selalu memberi kuis sepeda.” Yang langsung disambut gelak tawa para hadirin di Sydney ini. Pak De kemudian melanjutkan dan disela-sela ucapan Pak De seorang hadirin tiba-tiba menyeletuk “Ikan tongkol!!”, Pak De langsung tertawa bersama 2.500 hadirin.

Suasana yang begitu rileks. Saya tidak pernah melihat sebuah acara yang dihadiri oleh seorang Presiden terlihat begitu santai, penuh gelak tawa dan terasa begitu dekat dengan Presidennya. Semua yang hadir disana terlihat begitu santai jauh dari kesan tegang bertemu seorang kepala negara.

Seorang hadirin yang beruntung maju kedepan untuk menjawab kuis dari Pak De, sama seperti yang biasa Pak De lakukan saat kunjungan ke daerah-daerah. Pak De dengan santai bercanda dengan Mika seorang pemuda asal Yogyakarta yang sedang merantau di Sydney. Mika berhasil menyebutkan 7 suku yang ada di Indonesia meski deg-deg’an katanya, kemudian diakhir kuis Pak De berkata “Saya kirim sepeda nanti” dan hadirin pun tertawa. Kirim sepeda dari Jakarta ke Sydney? Hahaha yang bener aja Pak.

Kemudian Pak De melanjutkan, “Saya lebih banyak cerita ekonomi, gak mau banyak cerita politik, pusing”. Hadirin pun kembali tertawa. Lalu Pak Jokowi melanjutkan dengan paparan kemajuan ekonomi yang kini lebih baik. Jokowi kembali membanggakan pertumbuhan ekonomi RI pada 2016 yang sebesar 5,02 persen. Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara global berada di peringkat ketiga. Jokowi juga menggambarkan inflasi yang dari tahun ke tahun menurun.

“Posisi inflasi kita, yang sebelumnya 8,3 persen pada 2015 bisa kita tarik ke 3,35 persen dan 2016 menjadi 3,02 persen. Artinya, pengendalian harga betul-betul bisa kita kontrol dengan baik.” Hal ini memang bisa saya rasakan terutama saat puasa dan menjelang lebaran.

Kemudian Jokowi juga menyinggung soal infrastruktur yang akan menjadi fokus pembangunan lima tahun kedepan karena ini adalah fondasi ekonomi kita kedepan, yang disambut dengan tepuk tangan para hadarin.

“Provinsi butuh pelabuhan, airport, jalan tol. Kalau kita mengandalkan dari APBN, enggak akan kita miliki sampai…”, “Lebaran kuda!” sahut seorang penonton.  “Saya enggak ngomong itu,” ujar Jokowi. Penonton riuh tertawa.

Pak De juga berbicara mengenai kebiasaan blusukannya. “Kalau kita bekerja, kita cek terus, kalau kita press agar bekerja, nyatanya orang kita ini bisa”.

Pak Jokowi juga mengunkapkan bahwa “Kita itu kadang-kadang diajak sakit itu sulit, gak apa-apa diawal-awal sakit tapi ada yang jelas akan kita capai. Jangan manja-manja’an, dikit-dikit ngeluh”. Saya jadi teringat dosen saya dulu. Ia berkata bahwa kalau ingin maju kita harus mau perih dulu, harus mau keluar dari comfort zone kita. Ini yang sulit bagi sebagian bangsa Indonesia, inginnya serba cepat, serba instan dan tanpa harus perih dulu.

Kemudian Pak De memberi contoh “Masalah bensin, BBM. Di Jawa itu berapa 6.450? Ya kan? Di Jawa. Nanti naik 500, 1000 perak demonya 3 bulan”. “Iya betul loh, saya pernah didemo tiga bulan saya biarin aja, tau-tau ya ilang sendiri”. Hadirin pun tertawa di-iringi tepuk tangan.

Harga bensin di Papua yang dapat mencapai 100.000 per liter juga diungkapkan oleh Pak De. “Keadilannya ada dimana, disini (Jawa) ada yang 6.450, disana (Papua) ada yang 100.000, keadilannya dimana?”. Kemudian beliau menjelaskan bahwa kuncinya mudah yaitu beli pesawat khusus mengantar BBM ke Papua.

“Satu setengah tahun yang lalu sudah saya perintah, saya ingin di Papua harganya sama dengan di Jawa.” “Tapi baru bulan Oktober kemarin harganya sudah sama.” “Itu pun harus injak sana, injak sini. Kalau gak gitu masalahnya gak rampung-rampung”. “Jadi meskipun saya kurus kalau nginjak saya kuat.” Para hadirin langsung bersorak dan tepuk tangan. Mungkin maksud Pak Jokowi adalah menginjak-injak para mafia migas yang dulu leluasa bermain.

“Saya di Papua yang belum bisa itu (harga) semen.” Ungkap beliau dengan wajah sedih. Menurut Jokowi di Papua harga semen bisa mencapai 2,5 juta per-sack. “Ternyata tidak semudah itu, tapi kalau ternyata niatnya saja kita tidak punya, gimana menyelesaikan masalah?”. “Beri saya waktu, pasti akan ketemu solusinya.” Ungkap Pak De dengan optimis yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan para hadirin.

Sungguh Pak De tak henti-hentinya membuat saya terkagum-kagum. Baru kali ini saya menonton full pidato Presiden tanpa tertidur. Acara berlangsung begitu santai, tawa canda, hadirin tidak ragu untuk mengeluarkan celetukan-celetukan nakal. Tidak hanya soal canda tawa tapi juga banyak ilmu-ilmu dan teladan-teladan yang dapat dipelajari dari pidato beliau.

Ah Pak Jokowi, anda memang seorang pemimpin yang bekerja keras untuk rakyatnya, pagi di Palembang, siang di Kalimantan, malam di Papua untuk memastikan semua berjalan dengan baik. Tidak hanya seorang pekerja keras tapi juga seorang pemikir yang cerdas.

Sedih rasanya jika ingat bagaimana beliau dihina-hina oleh para alien dari planet datar. Padahal apa kontribusi mereka terhadap negara? Bandingkan dengan jerih payah Pak De yang ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sehat selalu Pak De, jangan lupa istirahat.

0 comments:

Post a Comment