*"Keberuntungan"* kadang memainkan perannya dalam kehidupan manusia, sekalipun kerap tidak masuk akal.
Karena itulah takdir mereka.
Boleh jadi *keterlambatanmu* dari suatu perjalanan adalah *keselamatanmu*
Boleh jadi *tertundanya pernikahanmu* adalah suatu *keberkahan*
Boleh jadi *dipecatnya* engkau dari pekerjaan adalah suatu *maslahat*
Boleh jadi sampai sekarang engkau *belum dikarunia anak* itu adalah *kebaikan dalam hidupmu*.
Boleh jadi engkau *membenci sesuatu* tapi ternyata itu *baik untukmu*, karena *Tuhan Maha Mengetahui* Sedangkan engkau tidak mengetahui.
Sebab itu, *jangan engkau merasa gundah* terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena *semuanya sudah atas izin Tuhan*
Jangan *banyak mengeluh* karena hanya akan *menambah kegelisahan*.
*Perbanyaklah bersyukur*, itu yang akan *mendatangkan kebahagiaan.*
*Terus berucap Syukur*,
sampai engkau tak mampu lagi mengatakannya.
*Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur, kita masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara, saat terbangun tanpa melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita, itu pertanda bahwa kita hidup sejahtera.*
*Terus ucapkan syukur*
ucapkan sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.
*Jangan selalu melihat ke belakang karena disana ada masa lalu yang menghantuimu.*
*Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah.*
*Namun lihatlah ke dalam qolbu, di sana ada rasa yang membuatmu bahagia.*
Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi populer.
Sebenarnya yang diperhitungkan *bukanlah jumlah teman yang ada di sekelilingmu* akan tetapi banyaknya *Cinta dan manfaat*yang ada di sekitarmu, sekalipun engkau jauh dari mereka.
Menyibukkan diri dalam amalan sholih akan menyelamatkan dirimu dari tiga masalah; yaitu *kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan*
Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan, tapi aku menyadari bahwa *rumus kegagalan adalah sikap "asal semaunya agar semuanya orang senang"*
*Teman itu seperti anak tangga*, boleh jadi ia *membawamu ke atas* atau ternyata sebaliknya *membawamu ke bawah*, maka *hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.*
Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau tertawa ataupun menangis, karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali.
*Berbuat baiklah*, *Berlapang dadalah*, *maafkanlah*, dan *berserah dirilah kepada Tuhanmu*; karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya *akan berpulang kepadaNya.*
*Jangan tinggalkan ibadahmu sekali pun*. Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Tuhan walau sekali sujud.
*Jangan selalu bersandar pada makhluk akan cinta, karena itu jarang sejatinya hanyalah Dia.*
*Jangan bersandar kepada manusia karena ia akan fana*.
*Tapi bersandarlah kepadaNya karena Dialah yang menentukan segala sesuatu.*
.................................
0 comments:
Post a Comment