Monday, February 27, 2017

RENUNGAN DIRI CORETAN PAGI


*"Keberuntungan"* kadang memainkan perannya dalam kehidupan manusia, sekalipun kerap tidak masuk akal.
Karena itulah takdir mereka.

Boleh jadi *keterlambatanmu* dari suatu perjalanan adalah *keselamatanmu*

Boleh jadi *tertundanya pernikahanmu* adalah suatu *keberkahan*

Boleh jadi *dipecatnya* engkau dari pekerjaan adalah suatu *maslahat*

Boleh jadi sampai sekarang engkau *belum dikarunia anak* itu adalah *kebaikan dalam hidupmu*.

Boleh jadi engkau *membenci sesuatu* tapi ternyata itu *baik untukmu*, karena *Tuhan Maha Mengetahui* Sedangkan engkau tidak mengetahui.

Sebab itu, *jangan engkau merasa gundah* terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena *semuanya sudah atas izin Tuhan*

Jangan *banyak mengeluh* karena hanya akan *menambah kegelisahan*.

*Perbanyaklah bersyukur*,  itu yang akan *mendatangkan kebahagiaan.*

*Terus berucap Syukur*,
sampai engkau tak mampu lagi mengatakannya.

*Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur, kita masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara, saat terbangun tanpa melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita, itu pertanda bahwa kita hidup sejahtera.*

*Terus ucapkan syukur*
ucapkan sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.

*Jangan selalu melihat ke belakang karena disana ada masa lalu yang menghantuimu.*

*Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah.*

*Namun lihatlah ke dalam qolbu, di sana ada rasa yang membuatmu bahagia.*

Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi populer.

Sebenarnya yang diperhitungkan *bukanlah jumlah teman yang ada di sekelilingmu* akan tetapi banyaknya *Cinta dan manfaat*yang ada di sekitarmu, sekalipun engkau jauh dari mereka.

Menyibukkan diri dalam amalan sholih akan menyelamatkan dirimu dari tiga masalah; yaitu *kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan*

Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan, tapi aku menyadari bahwa *rumus kegagalan adalah sikap "asal semaunya agar semuanya orang senang"*

*Teman itu seperti anak tangga*, boleh jadi ia *membawamu ke atas* atau ternyata sebaliknya *membawamu ke bawah*, maka *hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.*

Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau tertawa ataupun menangis, karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali.

*Berbuat baiklah*, *Berlapang dadalah*, *maafkanlah*, dan *berserah dirilah kepada Tuhanmu*;  karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya *akan berpulang kepadaNya.*

*Jangan tinggalkan ibadahmu sekali pun*. Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Tuhan walau sekali sujud.

*Jangan selalu bersandar pada makhluk akan cinta, karena itu jarang sejatinya hanyalah Dia.*

*Jangan bersandar kepada manusia karena ia akan fana*.

*Tapi bersandarlah kepadaNya karena Dialah yang menentukan segala sesuatu.*

.................................

0 comments:

Post a Comment