Wednesday, July 12, 2017

Ketika Rindu Bertamu

Setiap manusia pasti pernah merasakan rindu ? Lalu bagaimana mensikapinya ? Apakah rindu itu diperbolehkan ? Mengapa sih rasa rindu bisa terbit rindu di hati ?

Pernah mendengar orang berkomentar "ah.. makan tuh cinta, hari gini masih mikirin cinta, basi kali."

Waah... benarkah cinta itu bukan unsur yang penting bahkan seolah kita menjadi hina saat membicarakan dan memikirkannya ?

Mari kita telusuri !!

Cinta dalam pandangan Islam, menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah tak hanya sekedar interaksi antarmanusia, tetapi juga manusia dengan Tuhannya, dengan agamanya, serta manusia dengan alam semesta. Jadi cinta memang sangat luas dan universal, bukan hanya sekedar romantika dua manusia berbeda jenis sebagaimana yang banyak dikupas oleh para penulis novel, penyair atau pencipta lagu.

Menurut Ibnu Qoyim, bahkan alam semesta ini digerakkan oleh cinta. Karena hakikat cinta adalah gerakan jiwa yang mencintai terhadap apa yang dicintai.

Dalam lembaga pernikahan dengan begitu banyaknya beban tanggung jawab akan menjadi ringan pelaksanaannya saat suami istri melakukannya karena cinta. Orang tua yang mengemban amanah begitu besar dalam membimbing anak-anaknya diringankan bebannya oleh Allah karena ada rasa cinta yang begitu besar. Seseorang yang melakukan suatu pekerjaan dalam bidang tertentu bahkan menikmati tekanan pekerjaannya saat dia sudah mencintai pekerjaan tersebut. Dalam dunia terapi dan pengobatan bahkan "love factor" menjadi sumber utama proses penyembuhan.

Unsur cinta seolah mampu menjadi solusi dalam banyak hal, karena cinta mampu menangkap dan menyelesaikan masalah dengan hati dan kelembutan dimana terkadang itu sulit terjangkau oleh wilayah logika.

Naah... terlihat sekarang kan ternyata cinta itu bukan hal sepele dan begitu luar biasa efeknya, bahkan alam semesta ini saja digerakkan oleh cinta, siapa yang mampu mempertahankan frekuensi cinta sama dengan getaran cinta alam semesta, maka dia akan merasakan hati yang selalu bahagia dan mendapatkan banyak kekuatan luar biasa.

"Andaikan kamu tahu bagaimana Allah mengurus urusan hidupmu, pasti hatimu akan meleleh karena cinta kepadaNya." (Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah).

Membaca kutipan di atas, betapa Allah menggerakkan semua urusan hambaNya atas dasar cintaNya yang begitu besar pada kita, maka rasanya tidak mungkin kita terhindar dari unsur cinta, dan sejatinya cinta itu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita.

Lalu bagaimana jika rindu bertamu ?

Rindu datang sebenernya sebagai media penghubung cinta. Meniti rasa rindu seolah sedang menaiki anak tangga menuju cinta tertinggi yaitu cinta Allah, dan Allah ciptakan cinta-cinta lain terbit di hati kita sebenarnya hanya menjadi jalan menuju sumber cinta yang sebenarnya yaitu cinta Allah.

Dan karena manusia yang paling luar biasa dalam mencintai Allah dan mencintai sesama manusia adalah Rasululullah, maka kita harus terus memelihara rasa rindu kita kepada beliau, dengan rasa rindu yang terus terpelihara maka kita akan terus memiliki keinginan menjadikan beliau sebagai panduan kita memiliki akhlak terbaik.

Karena inti iman itu cinta, dan ekspresi cinta itu akhlak yang indah, maka siapapun yang mengaku beriman, seharusnya akan mati-matian menjaga akhlak, dan menyebarkan indahnya cinta kepada sekitar.

So.. saat rindu bertamu, kembalikan lagi kepada pemiliknya yaitu Allah, saat cinta kita ekspresikan kepada Allah maka balasan cinta dari Allah akan berkali-kali lipat dibanding balasan seorang manusia, karena saat Allah jatuh cinta pada seorang hamba maka seluruh penghuni langit dan bumi akan ikut mencintainya. Nah.. seluruh penghuni langit dan bumi saja akan mencintai kita, apalagi "someone" yang memang kita idam-idamkan ? Lagipula jika kita endingnya tidak berjodoh dengannya, kedamaian jiwa yang kita rasakan sebagai balasan dari cinta Allah sudah cukup membuat kebutuhan kita akan cinta terpenuhi lebih dari cukup, dan bisa jadi endingnya kita bahkan dijodohkan oleh "someone" yang jauh lebih baik dibanding yang kita harapkan bukan?!

So.. jangan alergi dengan cinta, justru jadikan cinta sebagai media meniti jalan cinta Allah, raih cinta Allah dan jadikan diri kita sebagai hamba yang diakui kualitas keimanannya, karena inti iman itu cinta, siapa yang mengaku beriman maka dia lah yang paling paham mengelola cinta dan menyebarkannya kepada sesama untuk kebaikan.

Wallahu'alam

0 comments:

Post a Comment