KIBLAT.NET – Tidak ada keraguan bahwa takut kepada Allah adalah salah satu faktor terbesar yang akan membantu seorang hamba untuk bertakwa serta istiqamah dalam ketaatan kepada-Nya. Seorang hamba bisa memiliki rasa takut kepada Allah dengan tiga hal, seperti diungkapkan oleh Ibnul Qayyim di bukunya Thariqul Hijratain. Menurutnya, takut kepada Allah bisa tumbuh dari tiga sumber:
Pertama: Menyadari betapa buruknya perbuatan dosa dan maksiat.
Kedua: Percaya kepada hukuman Allah dan Dia akan memberikan balasan atas setiap maksiat.
Ketiga: Adanya kesadaran bahwa kita tidak tahu apakah Allah menerima tobat atau tidak, dan mungkin saja suatu maksiat bisa menghalangi pintu tobat.
Kuat dan lemahnya tiga hal tersebut berpengaruh terhadap ketakutan seseorang kepada Allah. Yang pertama adalah pengetahuan tentang bahaya maksiat serta azab dan kehinaan yang dijanjikan oleh Allah bagi pelakunya. Yang kedua dapat dikuatkan dengan pengetahuan tentang asma dan sifat Allah.
Siapa yang mengetahui bahwa Rabbnya Maha Mendengar lagi Maha Melihat, serta sangat dahsyat siksa-Nya, ia akan takut kepada Allah. Semakin besar pengetahuan hamba terhadap Rabbnya, ia semakin takut kepada-Nya. Berbeda dengan ketakutan kepada binatang buas atau hantu, orang yang takut kepada Allah akan mendekat kepada-Nya. Semakin takut kepada Allah, ia pun semakin mendekat dengan ibadah dan perilaku yang khusyuk.
Nabi saw adalah hamba yang paling tahu tentang Rabbnya, sehingga beliau paling takut kepada-Nya. Di hadits sahih disebutkan, “Demi Allah, aku adalah orang yang paling tahu tentang Allah di antara kalian, dan aku paling takut kepada-Nya.” (HR Ahmad).
Al-Ghazali di kitab Al-Ihya’, mengatakan, “Takut adalah buat pengetahuan kepada Allah Ta’ala. Yakni setiap orang yang mengetahui Allah dan sifat-sifat-Nya. Ilmu tentang sifat-sifat-Nyalah yang lebih dominan mempengaruhi seseorang untuk takut. Bahkan seorang pelaku maksiat ketika benar-benar mengetahui Allah, ia akan meninggalkan maksiatnya karena ilmunya.”
0 comments:
Post a Comment