Thursday, July 13, 2017

Rotan Untuk Pak Jenderal

Oleh : *Sahlan Ahmad*

Seorang *Qibti* melaporkan kasus *penganiayaan* yang dilakukan *Muhammad, Putra gubernur Mesir,* Amru bin Ash kepada Khalifah Umar bin Khatab.

Ia mengaku bahwa Muhammad memukul dirinya, lantaran *tidak terima dikalahkan* dalam pacuan kuda.

*"Rasakan ini. Kamu belum tau ya, kalau aku adalah Putra orang terhormat?"* Ucapnya sambil berlalu.

Amru bin Ash dan Putranya dihadirkan di hadapan Khalifah. Umar memerintahkan agar *Muhammad diqishash.*

Setelah qishash ditegakkan, Umar berkata, *"Alihkan pukulanmu ke ayahnya!"*

Namun pemuda Qibti menolak. Karena merasa Amru bin Ash tidak ada kaitan dengan anaknya.

Namun Umar punya pandangan lain. Ia berkata:

"Demi Allah, tidaklah *ia berani memukulmu,* melainkan *karena dirinya merasa anak penguasa.*

Hari ini, betapa banyak *orang berani berlaku sewenang-wenang,* lantaran merasa ada hubungan dengan pejabat.

Ada yang berani menghina *"wong ndeso, "* karena merasa *anak penguasa.*

Andai saja Umar masih hidup. Tidak hanya *Tante penampar petugas bandara* yang dihukum. Tapi juga suaminya.

Tidak mungkin tante galak tersebut berani berperilaku buruk, kalau bukan karena *merasa menjadi istri Pak Jenderal.*

Terakhir, Umar berpesan kepada Amru bin Ash:

*"Sejak kapan kamu memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan dalam keadaan merdeka!"*

Jangan jadi kecebong lupa kodoknya. Jadi orang jangan suka nebeng pada kekuasaan keluarga.

0 comments:

Post a Comment